Minggu, 24 Agustus 2014

Mengusir Rasa Malas (2)


Pada bagian lalu (bagian 1) bahwasanya sifat malas diakibatkan kebiasaan yang terus menerus secara berulang dan berpengaruh pada pikiran hingga menganggap remeh sesuatu pekerjaan tertentu.  Bahkan yang sudah punya rencana matangpun bisa kacau dengan datangnya malas yang sangat mengganggu. Berikut ini saya mencoba memberi tips untuk  mengusir rasa malas buat anda mudah-mudahan cocok dan bisa diikuti:

      1.       Tanamkan hati yang tulus dan ikhlas
Dalam aspek bekerja memang suka ada unsur yang membuat tidak mau mengerjakan sesuatu, disebabkan ada suatu hal yang tidak suka.  Misalnya boss anda menyuruh membuat suatu laporan tentang perkembangan perusahaan.  Boss sama sekali tidak mengerti kesulitan apa yang terjadi di lapangan, meskipun sudah dikasih tahu tapi tetap tidak mau tahu, inginnnya pekerjaan itu beres dan dapat dipertanggungjawabkan.  Itu akan membuat kita tidak suka dan malas mengerjakannya yang akhirnya kerja sambil dongkol dan tidak konsentrasi.  Nah ubahlah perasaan itu dengan berusaha ikhlas, niatkan bahwa mengerjakan itu adalah untuk mencari nafkah keluarga, yakinkan bahwa bekerja dengan penuh keikhlasan adalah amal ibadah, jadi disamping mendapatkan gaji, juga mendapatkan pahla dari Allah Swt, amiin.
2.       Paksakan untuk memulai bekerja
Ketika mau memulai sesuatu pekerjaan ada rasa enggan dan tidak mau mengerjakan, itu biasanya karena ada hal lain yang lebih mengasyikan daripada mengerjakan pekerjaan yang dihadapi.  Dengan asumsi pekerjaan itu bisa dikerjakan kemudian, tapi ternyata jadi terbengkalai dan sama sekali tidak dikerjakan.  Atau terlalu lama berleha-leha yang pada akhirnya menganggap pekerjaan itu jadi tidak penting sehingga dipandang sebelah mata.  Untuk menyiasatinya, ketika ingat pekerjaan itu teguhkanlah di hati paksakan untuk langsung segera memulai pekerjaan itu dan tidak dinantikan lagi.  Biasanya kalau sudah memulai, tidak ada hal yang terasa sulit mengerjakannya berarti semua hanya godaan yang sangat kuat dalam pikiran.  Untuk selanjutnya yakinkan di hati bahwa pekerjaan itu akan selesai.
3.       Jangan menunda-nunda waktu
Biasanya enggan memulai pekerjaan karena ada hal yang mengganjal perasaan atau menunggu sesuatu yang sedang dijalani, misalnya sedang asyik nonton televise tanggung sampai selesai acara yang akhirnya jadi terlupakan dan tidak jadi dikerjakan.  Atau merasa bahwa tenggang waktu pekerjaan itu masih lama sehingga di dalam benak merasa bahwa itu masih bisa ditunda.  Itu memang hal yang sepele tapi kalau kejadian itu terus-terusan berulang maka akan jadi kebiasaan dan sulit dihilangkan.  Hal yang begini bisa dikatakan menyepelekan situasi karena begitu berharganya waktu, padahal pekerjaan itu lebih penting dari nonton televise.  Dan bahkan pekerjaan itu baru akan dikerjakan ketika waktunya sudah mepet, akhirnya dikebut dan tanpa dikontrol lebih teliti sehingga banyak hal yang perlu diperbaiki lagi.  Sebaiknya ketika sudah ada rencana untuk pekerjaan itu, langsung saja dimulai tidak usah menunggu-nunggu waktu lebih lama lagi.  Usir pikiran untuk menunda-nunda, sehingga lamanya waktu pekerjaan lebih luang dan kalau ada kesalahan masih ada kelonggaran untuk memperbaikinya.
4.       Mulailah dengan hal yang paling mudah
Apabila apa yang mau dikerjakan itu dikira sukar, maka harus dibuat skala prioritas untuk memulai pekerjaan itu.  Maksudnya biar tertib dan teratur serta membantu mempercepat penyelesaiannya.   Biasanya kalau rencana pekerjaan itu banyak dan agak sulit maka kadangkala enggan memulainya sehingga waktu menjadi terbuang.  Padahal sebenarnya itu hanya terbawa perasaan saja, banyak dan sulit itu relatif tergantung bagaimana mau memulainya.  Kalau telaten dan dengan hati lapang maka pekerjaan itu akan terasa ringan dan menyenangkan.  Caranya dahulukan dulu pekerjaan yang dirasa relatif mudah dan bisa cepat dikerjakan, kemudian setelah selesai secara beruntun kerjakan pekerjaan-pekerjaan lainnya yang lebih sukar supaya tingkatan pengerjaannya meningkat dari yang kecil ke yang lebih besar.  Ini tujuannya untuk mudah mengoreksi apabila ada kesalahan, karena yang lebih dahulu dikerjakan lebih mudah dan sedikit.
5.       Berusahalah untuk tidak menyerahkan pekerjaan kepada orang lain
Ketika pekerjaan sudah mentok dan tidak bisa dikerjakan lagi maka semuanya pasti akan dibiarkan begitu saja atau menyuruh orang lain untuk mengerjakannya.  Ada baiknya sebelum menyerahkan kepada orang lain harusnya dipikirkan lagi, apabila pekerjaan itu sifatnya bukan pribadi atau ada hal yang rahasia, boleh-boleh saja tapi kalau menyangkut pekerjaan di kantor, dan berhubungan dengan diri pribadi maka janganlah coba-coba untuk menyuruh orang lain yang mengerjakannya.  Kalau cuma disuruh membantu sedikit-sedikit dan bukan hal yang utama tidak masalah.  Dan juga hal ini akan membiasakan diri kita untuk tidak malas, sehingga mau berusaha untuk terus mencoba dan mencoba lagi sampai bisa, maka hasilnya akan melegakan dan membanggakan.
Nah bagi anda yang suka kedatangan sifat malas silakan coba tips di atas semoga bisa dan berhasil.

Senin, 18 Agustus 2014

Mengusir Rasa Malas (1)


Kenapa orang mempunyai sifat malas?  Dalam paparan terdahulu (artikel:  merenung sejenak) disebutkan bahwa sifat malas dan masa bodoh merupakan salah satu penyakit hati yang susah dihilangkan bisa saling berkaitan dan berpengaruh dengan sifat-sifat buruk lainnya.  Itu harus diketahui dulu apa sumber penyebabnya supaya mudah ditelusuri untuk kemudian ditangkal sedikit demi sedikit.  Memang harus secara detail apabia mau serius menuntaskan segala hal negatif yang melekat pada diri dan dirasa mengganggu sehari-hari, dan sifat-sifat itu akan mengakibatkan hal-hal seperti berikut:

  1. Rencana pekerjaan jadi terhambat,
  2. Pikiran jadi tambah ruwet,
  3. Mata hati jadi tertutup,
  4. Tidak punya kemauan dan keinginan maju,
  5. Hilangnya kreativitas menjadikan pemikiran buntu,
  6. Ingin dilayani dan diberi,
  7. Tidak bisa menerima pandapat orang lain dan sebagainya.
Dalam kaitan ini pada dasarnya manusia mempunyai sifat-sifat bawaan yang ada pada diri seseorang, itu memang susah sekali dihilangkan apabila tidak ada kemauan yang serius merubah sedikit demi sedikit.  Sifat dasar itu akan terbawa sampai tua dan menjadi karakter khas yang melekat.  Sebenarnya itu dari kebiasaan semasa kecil yang terjadi pembiaran atau tidak ada yang mengingatkan.  Kadang orang tua merasa itu bukan suatu hal penting, padahal dari kebiasaan dimanja dan segala hal kebutuhan dirinya yang dilayani secara sepenuhnya.

Diluar masalah semua itu ada baiknya mengungkap dulu penyebab-penyebab yang berkaitan langsung dengan sifat malas dan masa bodoh.  Sebenarnya malas itu adalah keengganan berlebihan yang diakibatkan karena pengaruh pada pikiran yang menganggap remeh sesuatu tertentu.  Tapi pada umumnya orang punya dalih atau alasan yang menjadikan sifat tersebut muncul sebagai berikut:

  1. Apa yang dibutuhkan sehari-hari sudah ada dan tersedia,
  2. Sudah ada orang lain yang menangani,
  3. Tidak bisa mengerjakan tapi tidak mau mencoba,
  4. Sedang ada yang dipikirkan karena mempunyai masalah,
  5. Sakit fisik yang menggangu pikiran,
  6. Tidak mau cape hingga banyak alibi yang tidak logis dan sebagainya.
Dari poin-poin di atas bisa diambil kesimpulan bahwa kebiasaan-kebiasaan atau kondisi yang memungkinkan menjadi malas dan masa bodoh itu karena tidak mau mengorbankan sedikitpun baik itu waktu, tenaga maupun pikiran dalam situasi  tertentu.  Inginnya berleha-leha dan mencari kesenangan semu yang tidak berguna, dalam arti bahwa pemikiran seperti itu tidak menatap jauh kedepan dan hanya berpikiran sesaat.