Suatu lingkungan kehidupan atau
dalam satu komunitas warga pasti memiliki adat, karakter, tata cara kebiasaan
bergaul atau komunikasi yang berbeda.
Disebabkan karena asal daerah atau lingkungan tempat dilahirkan yang
berbeda atau memang mempunyai keturunan yang berbeda wataknya. Tidak menutup kemungkinan antar individu
menjadi beragam dan bermacam pula tingkah lakunya. Ini yang menimbulkan sifat-sifat dasar
manusia yang berbeda-beda seperti perangai, temperamen, penyabar, pembangkang
dan lain sebaginya.
Begitu pula dalam memandang orang
lain, antar individu pasti saling memiliki pandangan dan pikiran yang
lain-lain. Disinilah pasti ada salah
sangka terhadap keberadaan orang lain, seperti menyangka orang itu kaya,
senang, serba kecukupan dan sebagainya. Dari sini maka timbullah yang namanya level atau derajat seseorang dilihat
dari perbedaan ekonomi dan kedudukan. Disamping itu ada pula komunitas lingkungan tempat bekerja, tempat
kuliah, tempat usaha (pasar), atau organisasi lainnya. Dengan terjadinya pergaulan dan jalinan
komunikasi maka banyak hal yang bisa diambil manfaat dan hikmahnya. Tapi jangan salah, tidak sedikit pula timbul
ekses negatif diantara interaksi komunitas yang ada, seperti kecemburuan sosial. Itu ditimbulkan dari keberagaman eksistensi
individu, seperti adanya level kedudukan jabatan, perbedaan penghasilan,
pekerjaan yang berat atau ringan, terrmasuk diantaranya perintah dan memerintah
atau atasan bawahan.
Itu akan menimbulkan gejolak di
masing-masing hati individu meskipun kebanyakan tidak tampak. Dan biasanya semua menyadari keberadaan diri
sendiri dari kedudukan jabatan, ilmu pengetahuan, dan taraf penghasilan. Tapi ada pula yang menggerutu seperti tidak
puas dengan keberadaan dirinya. Nah
inilah yang akan menimbulkan sifat-sifat yang tidak terpuji seperti iri, dengki
(hasad) kepada orang lain. Sifat ini
pula yang seterusnya merembet ke arah fitnah, adu domba, provokasi (menghasut) karena ketidakpuasan dan
ketidakmampuan pada diri sendiri, akhirnya mencelakakan orang lain. Apalagi saling panas memanasi dalam hal main perempuan
bahkan perjudian yang notabene sudah perbuatan dosa.
Semuanya seperti hal yang lumrah,
dan fenomena ini terjadi di semua lingkungan komunitas kehidupan. Tidak luput pula di kehidupan level-level
atas, seperti selebriti, kalangan jetset, lingkungan elit, pejabat tinggi
Negara juga pasti mengalami hal seperti ini. Memang setiap lingkungan dimanapun adanya tidak akan luput dari segala
tindak-tanduk gosip, gunjingan, umpatan, yang mengarah kepada sifat-sifat iri dan dengki. Namun demikian manusia mempunyai agama yang perlu
kita anut dan ditaati segala ajarannya, dan tidak perlu takut pula dalam
menghadapi orang yang hasad kepada kita.
Untuk sebagian orang kadang suka
tidak terbendung, sehingga sifat-sifat itu melekat sukar dihilangkan. Ini tergantung pula pada pendidikan agama
semasa kecilnya, karena akan sangat mempengaruhi jiwa dan tabiat
seseorang. Tidak sedikit pula orang yang
sedikit-sedikit panas dengan keberadaan
materi, prestasi, dan keberhasilan orang lain. Hal ini menandakan adanya kesenjangan di
setiap sudut kehidupan meyebabkan watak asli seseorang muncul dari keadaan
itu. Yang pada akhirnya akan ada ekses
tidak baik terhadap pikiran dan pandangannya.
Akan lebih parah lagi dari sifat iri dengki menimbulkan hasutan sampai
fitnah yang bisa menimbulkan petaka terhadap orang lain.
Nah bagi anda yang masih punya
sifat mudah terpanasi, terpancing, terprovokasi dengan keberadaan orang lain,
mari kita sama-sama mengekang diri supaya hal itu tidak menjadi lebih parah
lagi menjadi sifat hasad. Untuk itu
perlu adanya tasyakur dan tafakur diri kepada Allah supaya segala sesuatu yang
kita miliki bisa mencukupkan lahir bathin.
Diantaranya ada hal-hal yang perlu dilakukan supaya sifat-sifat iri
dengki ini menyingkir dari diri kita, karena hal ini merupakan penyakit hati
yang sukar sekali dihilangkan. Saya coba
menyampaikan beberapa cara supaya sifat ini tidak dekat dengan diri kita,
sebagai berikut:
1. Ingatlah bahwasanya sifat iri dan dengki (hasad) termasuk
penyakit hati yang sukar sekali disembuhkan. Hasad merupakan satu kejahatan
(Q.S. Al-Falaq 5) yang akan merusak diri sendiri dan juga orang lain. Untuk itu berusaha sabar dan sadar atas segala
kekurangan yang ada dan segera tutupi dengan kelebihan yang dimiliki. Dengan demikian setiap melihat kelebihan
orang lain maka kita akan segera memperbaiki kekurangan diri dan mengejar
prestasi untuk mencapai apa yang diinginkan.
Sehingga sifat iri dengki ini akan menyingkir dari pikiran dan diganti
dengan sering bersyukur dengan apa yang dimiliki.
2. Jangan terpancing, mudah terpanasi oleh keberadaan
atau omongan orang lain, karena inilah cikal bakal datangnya sifat iri
dan dengki. Kalau orang yang kurang beriman
niscaya akan sangat mudah timbul pikiran-pikiran hasut untuk mencelakakan orang
lain. Ini semua tidak ada gunanya bahkan
mudlarat serta membuang-buang waktu dan energi.
Lakukanlah hal yang positif yang anda bisa sehingga pikiran-pikiran negatif
enyah dari benak anda. Dan senantiasa
berpikir untuk kemajuan diri sendiri tanpa berpikir keberadaan orang lain.
3. Menjauhkan diri dari obrolan-obrolan yang kurang
berguna dengan orang lain terutama yang menggunjing dan mengumpat, karena itu
akan mendatangkan sifat panas. Lebih
baik mengisi waktu dengan pekerjaan sendiri yang lebih berguna dan fokus tidak
terganggu dengan pikiran yang lain. Sehingga punya keteguhan hati dalam menentukan langkah dan pemikiran-pemikiran tentang orang lain
4. Menikmati dan mensyukuri apa yang dimiliki,
sehingga tidak menimbulkan keinginan yang bukan-bukan atau yang orang lain
miliki. Dengan demikian hati tetap
sejuk, damai, nyaman dengan keadaan diri sendiri. Apa yang dimiliki itu yang harus dimanfaatkan
untuk meningkatkan daya guna bagi diri sendiri dan keluarga. Efeknya sangat baik, tidak selalu berpikir tentang hal yang dimiliki orang lain, sehingga pikiran jadi jernih tanpa gangguan.
5. Menjadikan kelebihan atau kepemilikan orang lain
sebagai panutan atau contoh baik yang harus ditiru. Berusaha belajar dari keberhasilan orang
lain, segera tutupi kelemahan yang ada dengan memulai pekerjaan. Dan tanamkan sikap yakin pada diri sendiri
bahwa kita juga bisa mengejar ketinggalan dari orang lain. Karena apapun yang kita kerjakan pasti ada hasil yang didapat, cuma yang membedakan adalah besar kecilnya.
Demikian kiranya yang bisa saya
sampaikan mudah-mudah ada manfaat dan hikmah yang bisa diambil, terima kasih
atas kunjungannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar